Pada suatu pagi di bulan Oktober yg muram, sambil berpakaian aku memperhatikan daun-daun dibawa angin menjauhi pepohonan asal mereka & memenuhi halaman belakang tempat tinggal kami. Aku turun utk makan pagi & menduga akan menemukan sahabatku dalam keadaan tertekan sebagaimana orang-orang. Holmes gampang sekali berpengaruh keadaan sekelilingnya. Berlawanan dg dugaanku dia ternyata sudah hampir selesai makan pagi & suasana hatinya pun riang. “Kau sedang punya kasus Holmes?” tanyaku.”Kemampuan menarik kesimpulan rupanya menular, ya, Watson,” jawabnya “Sehingga kau bisa menerka rahasiaku. Ya, aku sedang mempunyai kasus. Setelah sebulan mengurusi hal-hal sepele, kini roda otakku mulai berfungsi lagi.” “Apa aku boleh tau?” “Tak banyak yg bisa kusampaikan, Watson. Tapi akan kubicarakan bila kita memakan 1 buah telur matang untuk energi di pagi hari”
Seperempat jam kemudian, meja dibersihkan & kami duduk berhadapan muka. Holmes membuka koran yg didapatnya.”Pernah mendengar nama John Pattinson, Sang Raja Emas?” tanyanya.”Maksudmu senator Amerika itu?” “Well, dia hanya pernah menjabat kedudukan itu. Tapi dia lebih dikenal dg pemilik tambang emas terbesar didunia” “Ya aku tahu dia. Dia menetap di London beberapa waktu lalu. Namanya tidak asing bagiku.”
“Dia memiliki 4 orang anak, Janet Pattinson putri tertua, Rehl Pattinson putra ke 2, Fred Pattinson putra ke 3, dan si bungsu Vinca Pattinson putri ke 4. Tapi sayang, Rehl mendapat kecacatan fisik sejak lahir dan ibu mereka sudah meninggal 2 tahun yg lalu akibat penyakit tifus yg dideritanya.” “Ah, aku lupa mengatakannya padamu Watson. Aku ketularan kebiasaan jelekmu yaitu menceritakan sesuatu dari belakang. Sebaiknya kau baca ini.” Koran diserahkannya kepadaku & kuterima. Judulnya sangat besar & ditampilkan di halaman pertama koran yg berarti merupakan berita terpanas. Inti beritanya sebagai berikut.
EnglandNews.com
3 Oktober 2013
John Pattinson sang pusaka emas di dunia meninggal dunia kemarin malam. Beliau meninggal di dalam kamarnya dengan mayat tergantung di langit-langit. Bukti ruangan sudah didapatkan dari Tim Penyelidik, yaitu kursi & meja bundar yg ambruk di lantai beserta pecahan gelas dan bau jeruk yg menyengat. Sebuah botol bir ujungnya dimasuki sebuah gelas. Hasil dari tim forensik hanya berupa sidik jari korban diketahui dari sebuah kursi lain yg tetap tegak pada ujung bantalan kursi. Sampai saat ini polisi belum menemukan titik terang untuk kasus ini. Dan penyelidikanpun tetap berlanjut.
“Nah, kau sudah tahu sekarang,” kata Sherlock Holmes. Holmes sambil mengetukkan pipanya untuk mengeluarkan sisa abu di dalamnya.”Sudah kuketahui, para pengurus kejahatan itu menungguku. Sedangkan kisahnya-berhubung kau belum sempat membaca semua isi surat kabar itu-akan kusingkat saja kalau memang kau berminat ikut serta dalam penanganan kasus ini. Pria ini terkaya di dunia & setahuku sifatnya sangat garang terhadap oranglain. Aku tak tahu apa-apa bila tidak di tempat kediaman kasus ini terjadi” jelas Holmes. “Oh ya hubungan 4 orang anaknya dengan Ayahnya terbilang cukup baik,” jelasnya.
“Watson kurasa kita harus bergegas ke TKP sebelum kepala kepolisian itu cuap-cuap” “Baiklah,” kataku.
Kamipun berangkat, sekitar 30 menit kemudian tibalah di kediaman Mr. Pattinson. Garis putih sudah mengelilingi rumah mewah itu. Lestrade, Kepala Kepolisian Pusat menyuruh kami masuk. Kulihat rumahnya sangat mewah, luas & panjang-tapi tidak bertingkat. “Ya, Ayah tidak suka bertingkat. Dia takut ketinggian,” ucap seseorang, & ternyata itu adalah Janet Pattinson.”Maaf lancang, perkenalkan saya Janet Pattinson & ini adik-adik saya,” ujarnya. “Oh, salam kenal juga anak-anak, saya Sherlock Holmes & ini rekan saya Dr. Watson. Kami yg akan membantu memecahkan kasus ayah kalian,” ujar Holmes mendahului perkenalanku. Merekapun bergantian berkenalan. Kulihat mereka anak-anak yg baik. Si sulung yg peduli & adik-adiknya yg pendiam agak misterius. Rasanya mereka seperti tak ada duka yg menyelimuti atmosfer hati mereka. Apakah salah satu dari mereka ada yg tega membunuh ayah kandungnya sendiri?
“Oh begitu,” ucap Holmes membuyarkan lamunanku. “Ayo dokter kita lihat kamar tuan Pattinson.”
Ternyata keadaan ruangannya sama seperti yg dijelaskan di koran. Dan benar, ada sedikit bau jeruk disitu.”Ayo pulang dokter, penyelidikan kita sudah selesai,” ujar Holmes.”Apa maksudmu?” tanyaku. Kulihat Lestrade pun tersenyum padaku menyuruh holmes segera pulang.
Setelah pulang akupun menanyakan hal itu pada Holmes. Dia hanya menjawab, sebentar lagi akan ada kasus kematian lagi untuk menjadi titik terangnya. Aku hanya terdiam, karena aku tahu holmes takkan menceritakannya walau aku memohon.Pagi 7:30 AM “Hei Holmes apa maksudmu kemarin? Mengapa ini benar-benar terjadi?” tanyaku sangat penasaran, saat membaca berita terpanas terbaru yg terpampang di halaman depan koran.”Ah sudahlah, itu memang benar terjadi. Dengan ini skak mattlah untuk pelaku.” “Coba bacakan beritanya, Watson.
“EnglandNews.com
4 Oktober 2013
Janet Pattinson, putri dari John Pattinson & juga seorang desainer muda perancang pakaian terbunuh di dalam mobilnya tepatnya di garasi rumahnya. Korban terbakar hebat di dalam mobilnya, tapi anehnya hanya bantalan jok tempat sopir mengemudi tidak terbakar. Tim penyelidik menemukan hal yg lebih mengejutkan lagi, yaitu kaki korban tidak terbakar & masih mulus seperti sama sekali tidak tersentuh api. Tim penyelidikpun menemukan beberapa bukti di TKP yaitu korek api & spray mobil yg terbakar hangus & terdapat bau aneh di dalam ruangan mobil. Polisi dibingungkan oleh kasus ini. Polisi hanya menemukan 3 tersangka yaitu anak-anak John Patterson
1. Rehlsaat itu aku sedang tiduran di dalam kamar sambil mendengarkan musik. Ah biarlah, toh dia juga anak yg menyebalkan.
2. Fredaku mengerjakan skripsi di kamar, & tidak peduli atas kasus ini.
3. Vincaaku mandi, & tidak tahu menahu soal kasus ini.”Watson, persiapkan dirimu. Mari kita selesaikan permainan ini.” ujar Holmes, dan itulah kata terakhir sebelum pemecahan kasus dimulai.
PERTANYAAN:
1. Pada kasus kematian pertama dan ke dua, tentukan apakah bunuh diri/pembunuhan
2. Kronologikan kasus pertama dan kedua
3. Tentukan pelakunya & motif pelaku